Sabtu, 24 Agustus 2019

Disiplin Ilmu Manajemen


BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar belakang
 Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

 Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli. Untuk mengetahui lebih dalam lagi, penulis sudah menyiapkan beberapa materi dibawah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian manajemen
a.  Istilah Manajemen
            Istilah “manajemen” yang digunakan ini berasal dari istilah bahasa Inggris “management”. Di Indonesia hingga kini belum ada keseragaman dalam menerjemahkan istilah management kedalam bahasa Indonesia. Ada beraneka ragam terjemahannya, antara lain kepemimpinan, ketatalaksanaan, pengurusan, pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan manajemen. Disamping keanekaragaman terjemahan tersebut, beberapa penulis di Indonesia langsung menggunakan istilah management, tidak menerjemahkannya kedalam bahasa Indonesia, seperti Panglaykim dan Hazil dalam buku mereka Management Suatu Pengantar, Oey Liang Lee dalam bukunya Pola Management (terjemahan dari karya Lyndall F. Urwick yang berjudul The Pattern of Management), JMA Tuhuteru dalam bukunya Karya Management (buku ini terjemahan dari karya Louis A. Allen yang berjudul ( the Profession of Management), Manullang dalam bukunya Organisasi dan Management, dan lain-lainnya.
Sehubungan dengan adanya keanekaragaman penerjemahan tersebut, penulis sependapat dengan Pariata Westra (1981) untuk menggunakan istilah manajemen dengan alasan :
1.  Penggunaan istilah manajemen ini jelas tidak akan dapat mengubah arti semula dan yang sebenarnya dari istilah bahasa Inggris management; sebagaimana alasan yang ditimbulkan oleh masing-masing penerjemah diatas satu sama lain saling menyatakan bahwa terjemahan lainnya “kurang cocok” atau “tidak sepenuhnya tepat” dengan arti sebenarnya istilah management itu.
2.  Tidak dipakai istilah “management” disini, agar ucapan atau bacaan untuk personifikasi atau orang yang bertanggung jawab menjalakan management tidak dibaca “manager” (ma-na-ger) dalam bahasa Indonesia.
3.   Untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Suasana dan cara ini diterima, asal kata asing yang hendak di-Indonesia-kan dengan cara ini memang dalam khasanah bahasa Indonesia (maupun bahasa-bahasa daerah di Indonesia) tidak ada.
           
            b. Definisi manajemen
Apa yang dimaksud dengan manajemen? Pengertian Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi  untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan. Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif.
Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan teroganisir. Menurut T. Hani Handoko, ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan:
a.      Manajemen diperlukan agar tujuan pribadi dan organisasi dapat tercapai.
b.      Berikutnya, manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran, dan kegiatan, yang saling bertentangan dari pihak yang punya kepentingan dalam organisasi.
c.       Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi.

Sebuah organisasi yang sedang berkembang membutuhkan manajemen dalam beberapa hal; mencakup manajemen strategi, manajemen sumber daya manusia, produksi, pemasaran, dan manajemen lainnya.
B.        Fungsi manajemen
a.  Planning (Fungsi perencanaan)
Planning merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan perusahaan lalu dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditentukan. Planning dilaksanakan  dalam penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan dan merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu. pihak manajer mengevaluasi berbagaii rencana alternatif sebelum pengambilan tindakan kemudian menelaah rencana yang terpilih apakah sesuai dan bisa dipergunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tak akan bisa bejalan tanpa planning.
Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan:
1. Menetapkan arah tujuan serta target bisnis.
2. Menyusun strategi dalam pencapaian tujuan dan target tersebut.
3. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
4. Menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan dan target bisnis.

b.  Organizing (Fungsi pengorganisasian)
Organizing adalah suatu aktivitas penagturan dalam sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam bahasa yang lebih sederhana organizing merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan semua orang, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan. Organizing dapat membuat manajer mudah dalam melaksanakan pengawasan serta penentuan personil yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang sudah dibagi bagi. pengorganisasian bisa dijalankan dengan menetukan tugas apa yg harus dikerjakan, siapa personil yang menjalankannya, bagaimana tugasnya dikelompokkan, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap tugas tersebut. dibawah ini adalah aktivitas aktivitas yang ada dalam Organizing (fungsi- pengorganisasian):
1.      Mengalokasikann sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta menetepkan prosedur yang dibutuhkan.
2.      Menetapkan strukutur perusahaan yang menujukan adanya garis kewenangan serta tanggung-jawab.
3.      Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta pengembangan tenaga kerja.
4.      Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan paling tepat.

c.       Directing (Fungsi pengarahan)
Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada fungsi pengarahan:
1.      Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan, penbimbingan, dan memberikan motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja dengan efektif serta efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.      Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan.
3.      Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan.

d.      Controlling (Fungsi pengawasan/pengendalian)
Controling merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan. aktivitas dalam fungsi pengendalian ini misalnya:
1.      Mengevaluasi keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target mengikuti indikator yang sudah ditetapkan.
2.      Menempuh langka klarifikasi serta koreksi atas terjadinya penyimpangan yang ditemukan.
3.      Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal hal ini diperhatikan:

1.      Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui letak diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan
2.      Scheduling (Penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer harus bisa menetapkan dengan tugas kapan semestinya pengawasan itu dijalankan. terkadang, pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan sebaliknya yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih berguna.
3.      Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan suatu pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu. dengan perintah seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang terkatung katung, jadi pada akhirnya bisa diidentifikasikan siapa yang telah berbuat kesalahan.
4.      Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan kesalahan maka seharusnya pemimpin tersebut mancari solusi atas permasalahan itu. dengan memberi peringatan pada pekerja yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja berbuat kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak terulang lagi.

Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya sesuai dengan kebutuhan dan sifat dari perusahaan. jadi faktor faktor serta tata perusahaan dimana sebuah pengawasan dilakukan perlu diperhatikan. suatu pengawasan yang baik harus dilakukan dengan ekonomis jika dilihat dari biaya, bisa menjamin ada aktivitas perbaikan. maka dari itu perlu disiapkan suatu langkah sebelum pengawasan dilaksanakan seperti tata pola dan rencana perusahaan.

C.   Tingkatan manajemen
a.      Manajemen Puncak (Top Management)
Manajemen puncak harus memiliki keterampilan konsep dengan tugas untuk memimpin organisasi atau perusahaan secara keseluruhan agar dapat membentuk tim kerja yang baik. Manajemen puncak terdiri atas Dewan Direktur atau Eksekutif, Presiden Direktur, Direktur, Kepala Perwakilan, dan Kepala Divisi.


b.      Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah menjadi penghubung antara manajemen puncak dengan manajemen lini pertama. Manajemen menengah atau dalam profesinya adalah manajer menengah tugasnya membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya atau bisa juga karyawan operasional.  Sebagai contoh, Manajer Cabang, Kepala Pengawas, Kepala Departemen, Kepala Bagian, dan lain-lain.

c.       Manajemen Lini Pertama (First-Line Management)
Manajemen lini pertama harus memiliki keterampilan teknis yang bertanggung jawab memimpin dan mengawasi tenaga operasional. Manajemen lini pertama berhubungan langsung dengan tenaga operasional atau karyawan. Contohnya adalah mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan tenaga administrasi dalam kantor yang besar, atau pengawas teknis dalam suatu perusahaan otomotif.
D.   Bidang-bidang manajemen
a.   Manajemen produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting. Ketika mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran manajemen produksi terasa semakin penting bagi perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat mengakibatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persedian. Kegiatan produksi yang buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan. Banyak perusahaan yang gagal bersaing di pasar karena lemah dalam pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada perusahaan yang berhasil memenangi persaingan karena mengelola kegiatan produksinya dengan baik.
            b.   Manajemen pemasaran
            Menurut Philip Kotler, pemasaran merupakan proses sosial & manajerial di mana seseorang atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui proses penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (uang).
Manajemen pemasaran harus ditangani dengan serius dalam sebuah perusahaan sebab tidak semua produk yang telah/akan dipasarkan laku terjual. Oleh karenanya diperlukan perhatian khusus seperti berikut:
1.      Malakukan riset pasar.
2.      Segmentasi, targeting, dan positioning.
3.   Kepuasan pelanggan.
 c.  Manajemen keuangan
Merupakan manajeman yang berhubungan dengan  langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan serta bagaimana penggunaannya guna mencapai tujuan perusahaan. Hal hal yang berkaitan dengan manajemen keuangan ini diantaranya:
1.      Sebagai manajemen sumber dana
Harus dapat memilih sumber dana yang akan digunakan dalam perusahaan, apakah sebaiknya dana yang digunakan berasal dari perusahaan atau dana yang berasal dari luar perusahaan


2.      Manajemen penggunaan dana
Baik dana yang berasal dari perusahaan maupun luar perusahaan harus dapat digunakan sebaik mungkin. Serta dapat digunakan untuk jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang.
3.      Manajemen pengawasan dana,
Dana yang telah digunakan harus dapat diawasi tentang penggunaannya agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan (efektif dan efisien). Kesalah terhadap penggunaan dana dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
d.      Manajemen personalia
Merupakan bagian dari perencanaan, pengorganisasisan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan sumber daya manusia, kompensasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan sumber daya manusia guna mencapai sasaran perseorangan.
Hal hal yang berhubungan dengan manajemen personalia:
1.      Penerimaan pegawai
2.      Penilaian pegawai
3.      Promosi dan mutasi
4.      Motivasi

e.      Manajemen administrasi
Manajemen yang memiliki tugas memberi perhatian pada layanan dibidang adiminstrasi, penggunaan peralatan yang efektif, dan kemudahan bidang lainnya. Yang perlu diperhatikan sbb:
1.      Pengadminstrasian kegiatan
2.      Pemakaian alat-alat perkantoran
3.     Pemeliharan organisasi